Seperti rindu, sampai ke puncak Ciremai juga harus dibayar tuntas. Setelah gagal mencapai puncak Ciremai saat pendakian lewat jalur Apuy, kami kembali mencoba menuntaskan tujuan untuk sampai ke atap Jawa Barat. Namun, pendakian kali ini kami lakukan lewat jalur Sadarehe. Jalur ini kini sedang banyak dipilih para pendaki karena menawarkan pemandangan yang berbeda dengan jalur pendakian Ciremai lainnya.
Sekilas Tentang Jalur Sadarehe
Jalur Sadarehe saat ini menjadi satu-satunya jalur pendakian Ciremai yang melewati padang sabana. Jalur pendakian Trisakti Sadarehe ini memiliki 8 pos transit yang terdiri dari 3 transit camp dan 5 transit shelter. Pendaki juga akan disuguhi hamparan Edelweis saat melewati Pos 7 dan 8, serta saat menuju puncak Ciremai.
Jalur Sadarehe terletak di Desa Payung, Kecamatan Raja Galuh, Kabupaten Majalengka. Jalur yang diresmikan bulan Agustus 2022 ini ini menjadi jalur kelima yang dapat dipilih oleh pendaki untuk menuju puncak Ciremai. Empat jalur pendakian yang sudah ada sebelumnya yaitu Linggajati, Linggasana, Palutungan dan Apuy.
Persiapan Pendakian
Kami tiba di lokasi pendaftaran pukul 6 pagi. Sambil menunggu petugas, kami mempersiapkan diri di sebuah gedung posyandu yang dijadikan tempat singgah untuk para pendaki. Seperti biasa, kami kali ini berangkat bersama rombongan open trip dari Tiga Dewa. Seluruh administrasi telah disiapkan oleh tim, jadi kami cukup duduk dan menunggu panggilan saja.
Setelah melakukan registrasi, para pendaki juga akan melakukan cek kesehatan. Ada dua orang petugas kesehatan yang akan mengecek tekanan darah serta melakukan pengecekan detak jantung. Pastikan kalian dalam keadaan sehat sebelum melakukan pendakian untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan.

Dari pos pendaftaran, kami melanjutkan perjalanan menuju basecamp Trisakti Sadarehe dengan naik mobil pick up. Sebagian dari rombongan kami ada juga yang naik truk. Jalur yang dilewati cukup cukup membuat mual, namun pemandangan indah Ciremai dari kejauhan sudah memanggil, dan membuat rasa mual tadi berkurang.
Setelah kurang lebih 50 menit, kami tiba di basecamp. Di sini terdapat 1 warung yang menjual minuman, makanan ringan, mi, dan tentunya gorengan. Sayangnya tidak ada buah seperti warung-warung di pos pendakian Gunung Slamet, hahahaha. Di basecamp ini juga tersedia toilet, jadi yang masih punya urusan pencernaan, bisa diselesaikan sebelum pendakian dimulai.

Perjalanan Menuju Campsite
Pendakian dimulai sekitar pukul 10 pagi. Kami berencana untuk bermalam di Pos 8, Kawah Burung.
Sejak awal, kami sudah disambut dengan trek yang menanjak. Seperti jalur Apuy, jalur Sadarehe terasa teduh karena padatnya pepohonan. Jalur juga didominasi tanah dan akar-akar pohon, yang kalau tidak berhati-hati kerap membuat kaki tersangkut.
Perjalanan dari basecamp ke Pos 1 – Lawang Gede, dan menuju Pos 2 – Tegal Jamuju, kami tempuh masing-masing dalam waktu sekitar 30 menit, sedangkan perjalanan ke Pos 3 – Kayu Manis memakan waktu hampir satu jam.
Kami beristirahat cukup lama di pos 3, sembari menunggu dua teman kami. Sebagian besar pendaki makan siang di pos ini, namun kami memutuskan untuk melanjutkan langkah dan makan siang di Pos 4 – Pengorbanan Cinta.
Sesampainya di Pos 6 – Sumber Hirup, kami menyiapkan stamina untuk menghadapi Tanjakan Cita-cita. Tanjakannya memang cukup tinggi, setinggi cita-cita, atau mungkin lebih tinggi lagi, setinggi ekspektasi orang tua.
Sampai di Pos 7, kami semua sudah dalam mode silent. Tidak banyak percakapan. Yang terdengar hanya hembusan nafas. Kami menghemat energi karena harus menghadapi satu tanjakan lagi untuk sampai ke Pos 8.

Meskipun cukup curam, berdebu, bahkan sampai butuh bantuan tali untuk naik, di sinilah pemandangan yang menjadi ciri khas jalur ini bisa kita nikmati. Di kanan dan kiri kita akan disuguhi pemandangan Edelweis yang sedang mekar. Ditambah dengan cahaya matahari yang saat itu sudah tidak terik, pemandangan di sini benar-benar memanjakan mata. Kami sejenak lupa akan lelahnya perjalanan.
Summit Attack
Dari Pos 8, perkiraan waktu untuk sampai ke puncak adalah sekitar 1,5 jam. Dengan estimasi waktu tersebut, summit attack kami mulai pada pukul 5 pagi.
Jalur menuju puncak menurutku cukup bervariasi. Di awal, tanjakan cukup terjal. Namun, setelah melewati tanjakan, kami melewati jalanan yang datar. Di sini kami benar-benar menikmati indahnya sunrise serta hamparan Edelweis. Sekilas, pemandangan disini mirip dengan pemandangan saat pendakian Gunung Merbabu.

20 menit sebelum mencapai puncak Sadarehe, kami melewati jalur kerikil dan pasir. Masih cukup mudah dilewati, tentunya tidak seekstrem kerikil-kerikil di Gunung Slamet, hehehehe.
Kami tiba di puncak sekitar pukul 6.30. Langit sudah mulai berubah menjadi biru, namun tetap tak kalah indah. Dari sini, pendaki bisa langsung melihat kawah gunung. Serta di kejauhan, tampak para pendaki yang sedang berfoto di puncak Ciremai via Apuy.
Rincian Perjalanan dan Biaya Pendakian Ciremai via Sadarehe
Booking Online
Seperti pendakian melalui jalur lain, pendaki yang ingin melewati jalur Sadarehe wajib melakukan booking online. Klik tautan berikut untuk melalukan booking online pendakian Ciremai via Sadarehe.
Itinerary Pendakian
Berikut gambaran itinerary untuk pendakian gunung Ciremai via Sadarehe
Day 1
08.00 – 09.00 Registrasi dan Persiapan
09.00 – 10.00 Perjalanan dari Pos Pendaftaran ke Basecamp
10.00 – 10.30 Basecamp – Pos 1 Lawang Gede
10.30 – 11.00 Pos 1 – Pos 2 Tegal Jamuju
11.00 – 12.00 Pos 2 – Pos 3 Kayu Manis
12.30 – 13.00 Pos 3 – Pos 4 Pengorbanan Cinta
13.30 – 14.30 Pos 4 – Pos 5 Buyut Ketug
14.30 – 15.00 Pos 5 – Pos 6 Sumber Hirup
15.00 – 16.00 Pos 6 – Pos 7 Tanjakan Cita-cita
16.00 – 17.00 Pos 7 – Pos 8 Kawah Burung
05.00 – 06.30 Pos 8 – Puncak Sadarehe
08.00 – 09.00 Kembali ke Pos 8
09.00 – 11.00 Persiapan Turun
11.00 – 15.00 Perjalanan turun menuju Basecamp
Estimasi Total Waktu Pendakian Ciremai via Sadarehe (Basecamp sampai Puncak) : 8,5 Jam

Biaya Pendakian Ciremai via Sadarehe
Biaya simaksi untuk pendakian Ciremai via Sadarehe adalah Rp150.000. Biaya tersebut termasuk sertifikat, kantong sampah, biaya cek kesehatan, makanan (sebelum dan setelah turun), asuransi, PNBP, dan Air 5 Liter (di Pos 6 dan Pos 8). Pendaki bisa membayar simaksi sebesar Rp100.000, namun tidak mendapat makanan. Selain itu, terdapat biaya transportasi dari pos pendaftaran ke basecamp sebesar Rp30.000 per orang.
Estimasi biaya (diluar biaya menuju Majalengka): Rp180.000
Terimakasih infonya, ada rencana Cermai via sadarehe jg.. kpn” bisalah hiking bareng..
Kontak Instagramku @dwieindraji